Pages

Jumat, 04 Maret 2011

Homeschooling

ome Schooling Sebagai Pendidikan Alternatif
[7/11/2008 02:45:00 AM | 2 comments ]

Fenomena homeschooling beberapa tahun belakang ini kian mengeliat menjadi dan tren di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan orang-orang kota. Dan tidak sedikit dari orang tua yang lebih memilih untuk mendidik anaknya di homeschooling di banding sekolah reguler. Lalu sebenarnya apa yang di maksud dengan homeschooling itu? Apa kelebihan dan kekurangan bagi peserta didiknya? Berikut ini adalah sedikit paparan singkat megenai hal tersebut.

Pengertian Homeschooling

Homeschooling kadang disebut pula dengan istilah home education atau home-based learning. Secara resmi Depdiknas menggunakan istilah “sekolah rumah” atau “sekolah mandiri”. Homeschooling merupakan model pendidikan alternatif selain sekolah yang diselenggarakan oleh keluarga, yang memungkinkan anak berkembang sesuai dengan potensi diri mereka masing-masing. Homeschooling ini sendiri pertama berkembang di Amrika Serikat dan beberapa negara di Eropa. Baru kemudian menjadi tren di Indonesia tahun-tahun belakangan ini. Namun sebenarnya kalau kita melihat sejarah pada masa Nabi Muhammad saw, metode homeschooling ini telah ada. Bagaimana Nabi saw dan para sahabat-sahabatnya mendidik keluarga mereka sendiri. Setelah para sahabat mendapatkan ilmu dari dari Nabi saw, kemudian mereka menyampaikannya kepada istri dan anak-anak mereka. Oleh karena itu tidak heran kalau beliau pernah bersabda yang intinya, bahwa tidaklah seorang anak itu lahir ke dunia kecuali dalam keadaan fitrah (beragama Islam), tapi bagaimana kemudian ia menjadi orang Nasrani, Yahhudi, ataupun yang lainnya adalah karena kedua orang tuannya. Di sini jelas orang tua memegang perang yang amat vital dalam mengajar dan mendidik anak-anaknya.

Sebagai informasi, Ki Hajar Dewantara, Buya Hamka dan KH Agus Salim, Albert Einstein, Alexander Graham Bell, Agatha Christie, Thomas A. Edison, George Bernard Shaw, Woodrow Wilson, Mark Twain, Charlie Chaplin, Charles Dickens, Winston Churchill,bahkan Christopher Paolini adalah tokoh-tokoh besar yang lahir dari homes chooling.

Metode Homeschooling

Metode homeschooling ada tiga jenis. Pertama, homeschooling tunggal, kemudian homeschooling majemuk yang terdiri dari dua keluarga, dan yang terakhir homeschooling komunitas.
1. Homeschooling tunggal adalah homeschooling yang dilaksanakan oleh orang tua dalam suatu keluarga tanpa bergabung dengan lainnya. Dalam hal ini orang tua terjun langsung sebagai guru menangani proses belajar anaknya, jika pun ada guru yang didatangkan secara privat hanya akan membimbing dan mengarahkan minat anak dalam mata pelajaran yang disukainya. Guru tersebut bisa berasal dari lembaga-lembaga yang khusus menyelengarakan program homeschooling, contonya adalah lembaga Asah Pena asuhan Kak Seto. Lembaga ini mempunyai tim yang namanya Badan Tutorial yang terdiri dari lulusan berbagai jenis profesi pendidikan.
2. Homeschooling majemuk adalah homeschooling yang dilaksanakan oleh dua atau lebih keluarga untuk kegiatan tertentu sementara kegiatan pokok tetap dilaksanakan oleh orang tua masing-masing.
3. Sementara homeschooling komunitas adalah gabungan beberapa homeschooling majemuk yang menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok (olah raga, seni dan bahasa), sarana/prasarana dan jadwal pembelelajaran. Dalam hal ini beberapa keluarga memberikan kepercayaan kepada Badan Tutorial untuk memberi materi pelajaran. Badan tutorial melakukan kunjungannya ke tempat yang disediakan komunitas.

Legalitas Homeschooling

Dasar penyelenggaraan homeschooling di antaranya adalah UU No. 20 Th. 2003 tentang Sisdiknas, terutama pasal 27 yang berbunyi: (1) Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. (2) Hasil pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Penyetaraan Homeschooling

Kegiatan homeschooling perlu dilaporkan ke Dinas Pendidikan setempat agar peserta homeschooling mendapat ijazah resmi dari pemerintah. Untuk ijazah SD adalah Paket A, SMP Paket B, dan SMA Paket C. Sistem ujiannya adalah melalui ujian nasional kesetaraan.

Jika di sekolah formal ada BOS, di homeschooling ada BOP (Bantuan Operasional Pendidikan), yakni: untuk Paket A bantuan warga belajar sebesar Rp. 238rb+Rp. 74rb (modul/bahan ajar); Paket B Rp. 260rb+Rp.80rb; dan Paket C Rp. 285rb+84rb.

Keunggulan Homeschooling

Metode pembelajaran tematik dan konseptual serta aplikatif menjadi beberapa poin keunggulan homeschooling. Homeschooling memberi banyak keleluasaan bagi anak didik untuk menikmati proses belajar tanpa harus merasa tertekan dengan beban-beban yang terkondisi oleh target kurikulum. Setiap siswa homeschooling diberi kesempatan untuk terjun langsung mempelajari materi yang disediakan, jadi tidak melulu membahas teori. Mereka juga diajak mengevaluasi secara langsung tentang materi yang sedang di bahas. Bahkan bagi siswa yang memiliki ketertarikan di bidang tertentu, misalnya Fisika atau Ilmu alam, diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengadakan observasi dan penelitian sesuai ketertarikan mereka.Beberapa keunggulan lain homeschooling sebagai pendidikan alternatif, yaitu karena sistem ini menyediakan pendidikan moral atau keagamaan, lingkungan sosial dan suasana belajar yang lebih baik, menyediakan waktu belajar yang lebih fleksibel. Juga memberikan kehangatan dan proteksi dalam pembelajaran terutama bagi anak yang sakit atau cacat, menghindari penyakit sosial yang dianggap orang tua dapat terjadi di sekolah seperti tawuran, kenakalan remaja (bullying), narkoba dan pelecehan. Selain itu sistem ini juga memberikan keterampilan khusus yang menuntut pembelajaran dalam waktu yang lama seperti pertanian, seni, olahraga, dan sejenisnya, memberikan pembelajaran langsung yang kontekstual, tematik, dan nonscholastik yang tidak tersekat-sekat oleh batasan ilmu.
Homeschooling juga memberikan metode pembelajaran yang lebih bebas, dimana anak didik tidak harus bersekolah dan jauh dari orangtuanya, serta bebas menggunakan sarana pembelajaran sendiri. Yang terpenting dalam adalah penanaman sikap mental belajar sehingga anak didik bisa belajar dengan cara mereka sendiri serta belajar dari siapa saja dan apa saja. Anak didik bisa belajar membuat rumah kepada tukang bangunan, belajar mengolah sawah kepada petani, belajar memerah susu kepada peternak sapi, belajar berjualan kepada pedagang, tanpa harus terikat tempat dan waktu.
Jumlah peserta didik yang terbatas membuat tutor bisa langsung fokus pada potensi masing-masing peserta didik. Sebagai contoh, jika anak didik bercita-cita jadi penyanyi atau artis, dan merasa tidak perlu mempelajari Kimia atau Fisika, di homeschooling anak didik dibebaskan tidak mengambil pelajaran tersebut, karena peserta homeschooling diarahkan mengambil bidang studi sesuai dengan bakat dan potensi mereka.

Kekurangan Homeschooling

Keunggulan dan kekurangan adalam dua hal yang tidak bisa dipisahkan, di mana sesuatu ada keunggulan, pasti ada juga kekurangannya, begitu juga dengan homeschooling, beberapa kekurangan harus siap dihadapi oleh anak didik yang memilih homeschooling sebagai alternatif pendidikan. Diantaranya kekurangan yang tidak bisa kita pungkiri adalah kurangnya interaksi dengan teman sebaya dari berbagai status sosial yang dapat memberikan pengalaman berharga untuk belajar hidup di masyarakat. Kemungkinan lainnya anak didik bisa terisolasi dari lingkungan sosial yang kurang menyenangkan sehingga akan kurang siap nantinya menghadapi berbagai kesalahan atau ketidakpastian.
Kurangnya interaksi juga membuat anak didik kehilangan kesempatan untuk bergabung dalam salah satu tim olah raga, dan organisasi siswa pada umumnya seperti OSIS, PMR, IRM, PASKIBRA, pramuka, tim basket, tim sepak bola dan sebagainya seperti halnya yang terdapat disekolah umum. Pastinya kamu jadi tidak bisa merasakan indah dan serunya masa-masa SMU

Kekurangan lain adalah tidak ada kompetisi atau bersaing. Sehingga ada kemungkinan anak didik tidak bisa membandingkan sampai dimana kemampuannya dibanding anak-anak lain seusianya. Selain itu anak didik belum tentu merasa cocok jika diajar oleh orang tua sendiri, apalagi jika memang mereka tidak punya pengalaman mengajar sebelumnya.Faktor tingginya biaya homeschooling juga menjadi salah satu kekurangan, karena dipastikan biaya yang dikeluarkan untuk memberikan pendidikan homeschooling lebih besar dibanding jika kita mengikuti pendidikan formal disekolah umum.

So, bagi yang tertarik dengan sistem pendidikan homeschooling, dan memutuskan untuk melakukan homeschooling pastikan anda memperoleh informasi yang cukup serta kesiapan mental untuk menjalani metode homeschooling tersebut. Yang terpenting, apapun yang anda pilih, anda harus menjalaninya dengan sepenuh hati, karena hanya dengan itulah prestasi terbaik akan anda raih

Kera Jadi Raja

Kera Jadi Raja
Sang Raja hutan “Singa” ditembak pemburu, penghuni hutan rimba jadi gelisah. Mereka tidak mempunyai Raja lagi. Tak berapa seluruh penghuni hutan rimba berkumpul untuk memilih Raja yang baru. Pertama yang dicalonkan adalah Macan Tutul, tetapi macan tutul menolak. “Jangan, melihat manusia saja aku sudah lari tunggang langgang,” ujarnya. “Kalau gitu Badak saja, kau kan amat kuat,” kata binatang lain. “Tidak-tidak, penglihatanku kurang baik, aku telah menabrak pohon berkali-kali.” “Oh…mungkin Gajah saja yang jadi Raja, badan kau kan besar..”, ujar binatang-binatang lain. “Aku tidak bisa berkelahi dan gerakanku amat lambat,” sahut gajah.
Binatang-binatang menjadi bingung, mereka belum menemukan raja pengganti. Ketika hendak bubar, tiba-tiba kera berteriak, “Manusia saja yang menjadi raja, ia kan yang sudah membunuh Singa”. “Tidak mungkin,” jawab tupai. “Coba kalian semua perhatikan aku…, aku mirip dengan manusia bukan ?, maka akulah yang cocok menjadi raja,” ujar kera. Setelah melalui perundingan, penghuni hutan sepakat Kera menjadi raja yang baru. Setelah diangkat menjadi raja, tingkah laku Kera sama sekali tidak seperti Raja. Kerjanya hanya bermalas-malasan sambil menyantap makanan yang lezat-lezat.
Penghuni binatang menjadi kesal, terutama srigala. Srigala berpikir, “bagaimana si kera bisa menyamakan dirinya dengan manusia ya?, badannya saja yang sama, tetapi otaknya tidak”. Srigala mendapat ide. Suatu hari, ia menghadap kera. “Tuanku, saya menemukan makanan yang amat lezar, saya yakin tuanku pasti suka. Saya akan antarkan tuan ke tempat itu,” ujar srigala. Tanpa pikir panjang, kera, si Raja yang baru pergi bersama srigala. Di tengah hutan, teronggok buah-buahan kesukaan kera. Kera yang tamak langsung menyergap buah-buahan itu. Ternyata, si kera langsung terjeblos ke dalam tanah. Makanan yang disergapnya ternyata jebakan yang dibuat manusia. “Tolong…tolong,” teriak kera, sambil berjuang keras agar bisa keluar dari perangkap.
“Hahahaha! Tak pernah kubayangkan, seorang raja bisa berlaku bodoh, terjebak dalam perangkap yang dipasang manusia, Raja seperti kera mana bisa melindungi rakyatnya,” ujar srigala dan binatang lainnya. Tak berapa lama setelah binatang-binatang meninggalkan kera, seorang pemburu datang ke tempat itu. Melihat ada kera di dalamnya, ia langsung membawa tangkapannya ke rumah.
Pesan Moral : Perlakukanlah teman-teman kita dengan baik, janganlah sombong dan bermalas-malasan. Jika kita sombong dan memperlakukan teman-teman semena-mena, nantinya kita akan kehilangan mereka.

Minggu, 10 Oktober 2010

LAPTOPKU DI BANTING

Kamis itu adalah hari yang tak terlupakan bagiku. Saat itu aku baru saja tiba di sekolah, seperti biasanya aku memarkirkan sepeda di tempat parkir. Lalu aku bergegas segera menuju ke kelas, baru sedikit temanku yang datang.
Karena tempat duduknya bebas jadi siapa yang cepatlah dia yang dapat. Sama seperti kemarin temanku Nia selalu datang awal untuk mencari tempat dekat dengan AC. Tapi sebenarnya akupun ingin duduk disana.
Jadi terpikirlah di benakku untuk duduk disampingnya, tapi ternyata sudah ada yang duduk disana. Jadi aku pun mengurungkan niatku. Tapi ada yang aneh dengan tas di samping Nia, masalahnya tas itu terlalu kecil bila dipakai membawa buku.
Jadi, sambil mencari tempat duduk aku terus melihat tas itu, ternyata tas itu adalah tas Nia sendiri, mungkin dia menyiasati tempat itu supaya tidak ditempati orang lain.
Kemudian aku kembali bergegas ke kursi itu untuk duduk disana, karena belum ada yang menempati. Tapi tiba – tiba Nia bertanya kepadaku “ Si kowe nggawa laptop” akupun menjawab iya. Karena memang aku ingin membawanya.
Lalu akupun bertanya, “ aku lungguh neng kene yo” tapi karena dia perempuan pasti dia tidak mau duduk dekat anak laki – laki, jadi aku langsung turunkan saja tasnya dari kursi.
Kemudian apa yang aku pikirkan pun terjadi, dia marah dan berkata “ marisi, ya allah jahate leh yo” dengan nada suara yang tidak rendah. Aku sih tidak menghiraukannya. Kemudian aku pergi untuk memberikan uang pembayaran buku kepada bendahara.
Lalu “BrUuUUuAAAkKKK” akupun terkejut, laptopku dibanting!!!!!!! Aku disitu hanya bisa mengembalikan laptopku saja. Tapi aku tidak terima begitu saja, aku ambil semua tasnya dan aku lempaar, aku injak – injak dan tasnya yang satu lagi kubuang ke tempat sampah.
Mataku hanya bisa berkaca – kaca untuk menahan agar tidak menangis, kemudian akupun menangis. Tak tahu mengapa anak perempuan dari kelas lain datang ke kelasku. Di situ aku mencoba menenangkan diri dan menahan malu karena di lihat orang banyak.
Di tempat yang lain pun sama Nia juga menangis, tapi buat apa. Pikirku kalau dia seperti itu dia seperti monyet yang tidak diberi makan oleh pengurus kebun binatang. Matanya merah seperti bangun tidur.
Yang aku takutkan bukan takut diadukan oleh guru, tapi takut terjadi sesuatu pada laptopku. Tapi temanku sudah mengeceknya bahwa laptopku baik – baik saja. Aku merasa lega.
Tapi sebenarnya buat apa aku menangis, padahal tidak ada yang rusak. Jika diingat ada rassa sebal, lucu , dan sedih.
Tapi aku ingin balas dendam kepadanya kusuruh dia mengganti rugi laptopku karena dia tidak tau keadaan laptopku. Jadi aku minta ganti rugi Rp 250.000,00, gara – gara aku bilang seperti itu besoknya dia tidak masuk.
Ada yang bilang di cari pinjaman sampai mau ngutang sama Regi, eh tahunya dia beli laptop THOSHIBA ingin rasanya membanting laptopnya, kutunggu waktu yang tepat. HAAAAHAAAAAAAA.

Sabtu, 09 Oktober 2010

TUGAS BAHASA JAWA PAK NYAMAT

Tugas Bahasa Jawa
1.Munika
2.Sinten
3.Didawuhi
4.Jenengan
5.Mirengake
6.Kulo
7.Diutus
8.Sakmenika
9.Dereng
10.Ngaturaken
11.Ngapunten
12.Ngangge
13.Mboten
14.Mulyo
15.Saget
16.Nggih
17.Prayuga
18.Marang
19.Tiang
20.Donya
21.Ngoten
22.Tindak
23.Jumeneng

Kalimat
1.Munika engkang ndamel tempe
2.Sinten engkang tindak wonten semarang
3.Kulo didawuhi tumbas kopi ibu
4.Jenengan sampun mundut kopi
5.Kulo mirengake music
6.Kulo tindak wonten sekolah
7.Kulo didawuhi tindak warung kaleh ibu
8.Sakmeniko kulo tumbas kopi
9.Kulo dereng maos buku
10.Kulo ngaturaken layang niki kangge jenengan
11.Kulo nyuwun ngapunten amargi kulo katah salah
12.Kulo ngangge mobil kangge tindak sekolah
13.Kulo mboten gadah kangmas
14.Lare niku hatine mulyo
15.Kulo saget ndamel mie piambak
16.Lare niku nggih ngoten
17.Prayugane kulo tindak rumiyin
18.Kulo nyuwun ngapunten kaleh bapak lan ibu
19.Tiang niku bade tindak semarang
20.Mugi-mugi kulo slamet marang dunia lan akhirat
21.Watake lare niki nggih ngoten
22.Bapak tindak wonten semarang
23.Para hadirin jumeneng

RINJANI DALAM KENANGAN

Aku kangen kamu Rin… lesung pipit kamu yang dalam buat mukamu tambah manis kalau tersenyum, guyonanmu yang ceplas-ceplos itu nggak pernah buat orang lain sakit hati, tapi justru membuat tawa yang menjadi-jadi. Entah kapan aku bisa melepas rinduku padamu lagi Rin…
Ada satu hal yang buatku selalu rindu dan ingin selalu ada didekatmu adalah cara pandangmu dalam menjalani kehidupan. Kamu bilang hidup dengan semangat dan motivasi diri bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih banyak bersabar, selalu yakin dan optimis menapaki masa depan.

Aku ingat waktu masih sama-sama kuliah dulu, kampus itu mungkin masih memuseumkan lembaran-lembaran sisa semangat dan perjuangan kita. Perjuangan seorang aktivis perempuan yang berdiri ditengah barisan para Adam dan sibuk meneriakkan keadilan, demokrasi, dan hak asasi. Ahh, sudahlah Rin itu dulu… tapi bagiku, bernostalgia dengan masa itu adalah sesuatu yang menggelitik emosi untuk kembali bangkit ditengah kejenuhan aktivitas kantorku sekarang, terima kasih Srikandiku (sebutanku untukmu, Rin )…

Tidak cuma semangat seorang aktivis, kamu juga tetap punya semangat seorang mahasiswa, yang memang tujuan mulamu menjajal kampus ini. Masalah mengintai, tapi langkahmu sedikitpun tak gontai… Perbaikan skripsi, minim referensi, memperkaya kajian, belum lagi harus keluar-masuk ruangan Pak Wibowo yang membuat telingamu memerah dan keningmu berkerut mendeskripsikan rasa kecewa yang sulit kau luapkan. Dosen pembimbingmu yang wibawanya tidak seperti namanya itu ku pikir adalah sosok yang lebih menyeramkan dari dedemit sekalipun.
Tapi Rin, aku benci setiap kali kamu bilang ini tantangan seorang calon Sarjana muda. Awalnya aku sempat menganggapmu orang yang terlalu munafik untuk berterus terang dengan keadaan ini. Tapi lihat Sarjana muda, bangganya dirimu saat namamu dielu-elukan diatas podium itu sebagai mahasiswa terbaik Universitas, Rinjani Sukma Dewi, namamu memang setinggi semangatmu, sobat…

Kamu masih ingat Mas Seno ? Raga Suseno, laki-laki yang selalu mendapat pujian serba Hebat darimu setiap waktu, laki-laki yang kamu bilang baik, setia, perhatian, penyayang, yang menurutku tidak lebih dari seorang laki-laki brengsek yang tebal muka, mati rasa, tidak tau terima kasih, yang membuatmu terpisah denganku dan pergi dari hari-hariku…
Dengan tenang, perlahan-lahan dia lari dari hidupmu saat seharusnya dia menenangkan hati dan bersama-sama melewati masa-masa sulit yang bertubi-tubi menghakimimu.
Satu per satu kesedihan seolah menjadi tak berujung buatmu,
aku tanya kemana Mas Senomu itu saat pelipur lara hidupmu terbaring kaku di bawah wanginya tanah pusara itu ? Leukemia yang masih tetap coba dilawan oleh ibu hingga penyakit itu pun memvonis hidupnya (selamat tinggal Ibu…).
Apa Mas Senomu itu dimangsa hidup-hidup oleh dunia, saat penopang hidupmu pun tak berdaya melawan rasa kehilangan, hingga hancur bersama botol-botol neraka ? (Bapak dalam kepedihannya…) Bapak yang ku kenal tidak pernah serapuh itu Rin, kehilangan seorang penenang jiwa membuatnya benar-benar terluka hingga luka itu tak sanggup lagi tertahan dan ia pergi selamanya dalam duka.
Mas Seno, Rin ?!? Laki-laki yang lebih memilih bersembunyi dibalik hitamnya langit di hari hujan, ketimbang menjadi sandaranmu untuk masa depan… BIADAB!!!
Tapi, kau tau satu hal sobat ? Mas Seno mu itu sekarang dunianya sudah mati. Perempuan yang lebih dipilihnya daripada kamu Srikandiku, kini membuangnya tidak lebih dari sampah yang sudah membusuk. Aku puas Rin, sangat puas!!! Tak kuasa kutahan emosiku untuk terbahak menatap seorang Raga Suseno yang terpuruk. Sayang kau tak disini dan ikut tertawa bersamaku….

Kedua adikmu Ratna dan Gagah, mereka sudah besar sekarang…. pintar, cerdas, dan tangguh seperti dirimu. Melihat mereka terus tumbuh jadi dewasa membuatku semakin mengingatmu. Bagiku ini amanah yang akan terus ku jaga hingga mereka siap untuk mengangkasa dengan sayap-sayap yang perkasa… Sekarang kami tinggal di Malang, karena tiga bulan setelah lulus dari Universitas aku diterima bekerja sebagai seorang asisten manajer di salah satu perusahaan konsultan di Malang. Yah, lumayan lah Rin, untuk aku yang seorang pemula merasakan peluh yang dulu juga dirasakan oleh orang tuaku demi secercah asa agar anak-anaknya bisa menjadi seorang sarjana…

*****
Aku kangen kamu, Rin…. Sangat rindu candamu, tawamu, menaklukkan dunia bersama. Aku ingin memandang ronamu yang ceria, bukan diam dan muram seperti ini. Semakin lekat ku tatap, semakin tak satupun yang ku dapat, kosong, hampa, senyap… Mukamu begitu bersih, tapi kaku dan aku kehilangan lesung pipitmu yang dalam.
Bicara denganku, Rin !!! Aku Diah Rianti, sahabat yang selalu ingin didekatmu mewujudkan dunia mimpi sejak enam tahun yang lalu… Kenapa kamu pergi saat mimpi itu seharusnya sudah jadi nyata, dan harapan terlanjur melekat dipelupuk
mata ?… Dimana Srikandiku yang selalu bersemangat ? Seorang aktivis yang begitu idealis ? Kembali, Rin ! Kamu adalah Rinjani yang kaki-kakinya begitu kuat menapaki bumi hingga mampu berdiri kokoh, segagah gunung Rinjani.
Ayo mahasiswa terbaik, Sarjana muda, dunia sedang menantangmu diluar sana. Keluar, Rin !!! Aku yakin kamu mampu menaklukkannya !. BANGKIT !!! Berhentilah terdiam dan duduk di sini dalam sepi !…

Dua tahun lebih kamu seperti ini, dipandangi mentari pagi, berteman pipit-pipit kecil yang lincah bernyanyi, berlarian, beterbangan, bahkan kepak sayapnya pun lebih gesit dari matamu yang berkedip. “ Maaf ibu Diah, waktu berkunjung anda sudah habis “. Hah… Perempuan berseragan putih itu lagi-lagi mengingatkan aku untuk berhenti bernostalgia denganmu, Rin. Tidakkah kau jenuh dengan semuanya ini ? Aku sudah jenuh, Rin ! Aku bosan, aku lelah, dan aku sedih melihatmu harus melewati ujian ini sendirian… Tapi kami semua tetap menantimu Rin, aku, adik-adikmu, menunggu kesiapanmu untuk kembali berkumpul ditengah-tengah kami meskipun entah hingga berapa lama lagi.

Maaf tidak bisa terlalu sering menjengukmu disini, pekerjaan kantor menjadikanku manusia robot yang tak lagi kenal waktu, jauh dari orang tua menuntutku untuk lebih mandiri demi sekedar bertahan hidup. Lagipula memang sudah saatnya aku berdiri dengan kakiku sendiri tanpa bergantung lagi dengan orang tua khan, Rin ?.

Aku pamit sobat, sampai bertemu lagi… bulan depan mungkin. Semoga tuhan selalu menjagamu dan secepatnya menyudahi cobaanmu ini, Amin.
“ Anda tidak perlu mengkhawatirkan kondisi ibu Rinjani, bu Diah… Kami akan menjaga dan terus merawatnya dengan baik disini. Lagipula kondisi kejiwaan beliau selama dua bulan terakhir ini menunjukkkan perkembangan ke arah yang lebih baik”, ungkap dokter Darmawan, dokter spesialis kejiwaanmu. “ Terima kasih, dok. Saya titip sahabat saya Rinjani”. “Pasti bu Diah, pasti”.
Percakapan kami terhenti saat langkah kami berada di depan gerbang Rumah Sakit ini. “ Sekali lagi terima kasih, dok. Permisi”.
Keluar dari gedung ini dan meninggalkanmu di dalam sana sebenarnya adalah hal yang begitu berat untuk ku lakukan. Tapi aku harus Rin, aku harus! Semua ini kulakukan demi kesembuhanmu, agar kamu bisa kembali menjadi Rinjani yang dulu… maafkan aku Rin…

*****

Ku balikkan badan dan menatap kembali gedung yang berdiri di belakangku. Sesaat aku tertegun membaca papan yang berdiri tegak di depannya, Rumah Sakit Jiwa Bhakti Bangsa. Aku akan datang lagi suatu hari, bukan untuk menjenguk sahabatku, tapi untuk menjemputnya pulang dan berkumpul lagi bersama kami, keluarganya… Entah kapan… Tapi pasti !!.